Staf Ahli Gubernur saat membawa materi soal HIV/AIDS. (Foto: Ro Adpim Setdaprov Sulteng)
Palu Ngataku – Masalah HIV/AIDS bak fenomena gunung es karena masih banyak pengidap yang belum terdeteksi atau dengan kata lain jumlah kasus tidak mencerminkan masalah sebenarnya.
“Kita harus lebih banyak turun di lapangan dengan membentuk satgas dan komunitas-komunitas di masyarakat,” kata Staf Ahli Gubernur Dr. Farid R. Yotolembah, S.Sos, M.Si untuk mengatasi fenomena gunung es masalah HIV/AIDS.
Saran itu diutarakan saat membuka pertemuan kemitraan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Sulteng dengan insan media dan organisasi profesi pada Kamis pagi (11/5) di kafe Koi-Koi.
Berkaca dari pengalamannya saat dulu menjabat Kadis Pariwisata Kota Palu bahwa jumlah pendatang luar daerah termasuk wisatawan yang mengunjungi Palu tiap tahun berkisar 200 ribuan.
Dari jumlah itu sebutnya tidak menutup kemungkinan ada pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi dan berpeluang menularkan penyakit ke warga Palu.
“Olehnya harus ada pendataan (terhadap pendatang) oleh satgas dan komunitas-komunitas pada hotel-hotel, penginapan dan kos-kosan,” imbuhnya agar dilakukan pendataan di tempat-tempat tadi yang dinilai jadi embrio penularan HIV/AIDS, khususnya dari pendatang luar daerah beresiko.
Lebih jauh pada sambutan tertulis Gubernur Rusdy Mastura yang dibacanya, peran media dalam pemberitaan masalah HIV/AIDS ikut mempengaruhi persepsi masyarakat.
Karena itu Ia berharap insan media bekerjasama dalam rangka mewujudkan Sulteng bebas HIV/AIDS 2030 lewat diseminasi informasi yang lengkap ke masyarakat.
“Dengan upaya ini mari Kita ciptakan masyarakat yang lebih sehat, lebih sejahtera dan lebih maju,” pungkasnya.
Source: Ro Adpim Setdaprov Sulteng
Komentar