Viral! Momen Jokowi Bersama Ridwan Kamil Bermain Latto-latto, Ini 4 Manfaatnya

Momen Jokowi Bersama Ridwan Kamil Bermain Latto-latto, (Foto: @IG Ridwan Kamil)

Palu Ngataku – Saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Subang, Jawa Barat, Ada yang menarik dalam kesempatan tersebut Jokowi yang didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang akrab di sapa Kang Emil, terlihat mencoba memainkan permainan yang tengah ngetren di jagad raya yaitu Nok-nok atau lebih dikenal dengan sebutan latto-latto.

Dalam beberapa waktu belakangan, permainan dua bola plastik yang dihubungkan dengan seutas tali atau dikenal dengan nama latto-latto sedang digandrungi anak-anak.

Meski populer di Tanah Air, latto-latto ternyata bukan permainan asli tradisional Indonesia. Permainan ini juga dikenal dengan beberapa nama, seperti katto-katto, tek-tek, nok-nok dan latto-latto.

Baca Juga  Pasca Kerusuhan 200 Personel Brimob Polda Sulut Diperbantukan ke Pohuwato

Seperti dikutip dari berbagai sumber, Rabu 28 Desember 2022, permainan sederhana ini ternyata memiliki sejumlah manfaat. Salah satunya melatih kesabaran, inilah 4 manfaatnya;

1. Melatih Kemampuan Motorik Anak
Main latto-latto dapat melatih kemampuan motorik anak dengan lebih baik lagi dari pada sebelumnya.

2. Tingkatkan Kepercayaan Diri
Main latto-latto juga bisa membuat anak memiliki kepercayaan diri saat berbaur bersama teman-temannya.

3. Tingkatkan Kecerdasan Anak
Dalam satu permainan, tentu menuntut anak untuk menggunakan strategi untuk bisa menang dari lawannya. Contoh permainan ini salah satunya adalah latto-latto.

Biasanya anak yang main latto-latto, akan mengayunkan bola dengan cara ke atas dan ke bawah dan membuat bola beradu dengan cepat.

Baca Juga  Polwan Polda Sulteng Datangi Lapas Perempuan dan Anak, Ini yang Dilakukan

4. Mengontrol Emosi
Permainan tradisional ini juga banyak berfungsi untuk mengendalikan emosi anak. Untuk memenangkan permainan ini, maka anak harus menjaga emosi dan suasana hati saat menyeimbangkan ayunan bola yang sedang beradu dengan konstan.

Jika emosi tidak bisa diolah dengan baik, kemungkinan anak akan kalah dalam permainan.

Penulis: IrfanJo

Editor: Ghifari

banner

Komentar